06.24

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
  1. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier
  2. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
  3. Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
  4. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
  5. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja
B. Macam Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland, 1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
2. Jenis Laporan Keuangann
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya terdiri:
  1. Neraca: laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang dan modal) pada saat tertentu. Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender (misalnya pada tanggal 31 Desember 200x)
  2. Laporan laba rugi: suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.
  3. Laporan saldo laba: menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu.
  4. Laporan arus kas: Menujukkan arus kas selama periode tertentu.
  5. Catatan atas laporan keuangan: berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan akuntansi, dan lain sebagainya.
3. Contoh Laporan Keuangan















C. Analisa Rasio Keuangan
1. Jenis Analisis Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
  • Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
  • Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu membandingkan rasiorasio antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan atau membandingkannya dengan rasio rata-rata industri pada saat yang sama.
Jenis rasio laporan keuangan, biasanya dikelompokkan ke dalam empat
kelompok rasio, (R. Agus Sartono, 1998), yaitu :
1). Liquidity Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain :
a). Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
Formulasinya :
Current Ratio =Current Liabilities:Current Assets
b). Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
Formulasinya :
Quick Ratio = Current Liabilities : (Current Assets − Inventory)
2). Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya - sumber dayanya. Rasio - rasio ini antara lain:
a). Receivable Turn Over
Receivable turnover = Sales:Account receivable
b). Periode Pengumpulan Piutang
Average collection period = 360:Receivable turnover
c) Inventory Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Formulasinya :
Inventory Turnover =Cost of Goods Sold:Average Inventory
d) Average days in inventory = 360:Inventory turnover
d) Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Formulasinya :
Total Assets Turnover =Total Assets:Sales
3). Leverage Ratio yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang..Rasio -rasio ini antara lain :
a). Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang. Formulasinya :
Debt To Total Assets Ratio =Total Assets:Total Liabilities
b). Time Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanyakesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga.
Formulasinya :
Time interest earned ratio:
=
Interest Expense
Earning Before Interest and Tax
4). Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.
Rasio - rasio ini antara lain :
Gross profit
Gross profit margin = ----------------------
Sales
EBIT
Operating profit margin = -------------------
Sales
EAT
Net profit margin = -------------
Sales
EAT
Return on assets = ---------------------
Total assets
EAT
Return on equity = --------------------
Equity
5) Market Value Ratios
Dividend
a. Dividend payout ratio = ------------------
EAT
Dividend per share
b. Dividend yield = ----------------------------------
Price per share
EAT
c. Earning per-share = ------------------------------------------
Number of share outstanding
Price per share
d. Price earning ratio = -------------------------------
Earning per share
Price per share
e. Price book value ratio = ----------------------------
Book value per share
2. Evaluasi Rasio-rasio Keuangan















E. Analisis Break Even
1. Pengertian Analisis Break Even
Break even point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan di mana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita rugi. Dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.
2. Manfaat Analisis Break Even
Analisis break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut:
�� Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
�� Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
�� Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi
�� Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang akan diperoleh.
3. Jenis biaya berdasarkan konsep break even
a. Variable cost (biaya variabel)
Variable cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan
perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam baiay
variabel secara total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung
berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit
dikalikan dengan penjualan dalam unit. Secara grafis dapat digambarkan II.3
berikut:
Cost(Rp) Contoh VC : biaya material, upah buruh/TKL
Variable cost (VC)
Area VC
Sales (unit)
Gambar II.2. Grafik Variable Cost
b. Fixed cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak berpengaruh oleh
volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu (function of time)
sehingga jenis biaya ini akan konstan selam periode tertentu. Contoh sewa (rent),
depresiasi, bunga, gaji. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap
dikeluarkan. Bila digambarkan akan nampak seperti berikut:
Cost (Rp)
Fixed cost (FC)
Area FC
Sales (unit)
Gambar II.3. Grafik Fixed Cost
c. Semi Variable cost
Semi variable cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian
tetap, yang akdang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong
dalam jenis biaya ini misalnya : Sales expenses atau komisi bagi salesman dimana
komisi bagi salesman ini tetap untuk range atau volume tertantu, dan akan naik pada
level yang lebih tinggi. Contoh lain biaya administrasi dan umum. Bila
digambarkan sebagai berikut:
Cost (Rp) Semi variable cost
VC
Sales (unit)
Gambar II.4. Grafik Semi Variable Cost
4. Menentukan B E P
�� Mathematical approach
BEP dapat ditentukan atau dihitung berdasarkan formula tertentu, yaitu:
Fixed Cost
BEP = = ……unit (rumus 1)
Sales price/unit – variable cost/unit
Fixed Cost
BEP = =Rp…….. (rumus 2)
variable cost
1 -
Net Sales
�� Graphical approach
Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan antara garis total
revenue dan garis total cost, sebagai berikut:
12/10/2007 Noorlaily F/ IMAN/Matrikulasi 18
Graphical Approach
Cost/revenue ($)
Sales (units)
Fixed
Operating
Cost
Total
Operating
Cost
Sales Revenue
500
EBIT
Loss
Operating BEP:
EBIT = 0
2500
0
Gambar II.5a. Grafik BEP
Cost dan TR
Revenue (Rp)
Laba TC
BEP
VC
Rugi FC
Sales (unit)
Gambar II.5b. Grafik BEP
5. Keterbatasan analisis break even
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat
dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biayabiaya
dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya biaya dan harga jual akan
mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk
diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even
mempunyai limitasi-limitasi tertentu yaitu:
�� Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
�� Variable cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
�� Sales price per unit tidak berubah dalam periode tertentu
�� Sales mix adalah konstan.
Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, break even point (BEP) akan bergeser atau
berubah apabila:
�� Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana
perubahan ini ditandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun
perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan
bergeser ke atas atau sebaliknya.
�� Perubahan pada variable cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan
menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biaya VC per unit
akan menggeser BEP ke atas, atau sebaliknya.
�� Perubahan dalam sales price per unit
Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya
harga jual per unit pada level penjualan yang sama walau pun semua biaya adalah
tetap, akan menggeser BEP ke bawah, dan sebaliknya.
�� Terjadinya perubahan dalam sales mix
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka
komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix)
haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada
produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
6. Margin of Safety
Margin of safety hubungannya dengan analisis break even yaitu untuk
menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian. Formulasinya sebagai berikut:
Budget sales - BEP
M/S =
Budget sales
Budget sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan.
Latihan Soal
Berikut ini terdapat laporan keuangan perusahaan Jaya Abadi Furniture, per 31
Desember 2000 dan tahun 2001:
Tabel II.1
Perusahaan Jaya Abadi Furniture
Neraca Per 31 Desember 2000 dan 2001
Keterangan Tahun 2000 Tahun 2001
AKTIVA (Rp.) (Rp.)
Kas 51.832.125 74.173.000
Piutang Dagang 56.920.350 69.850.500
Persediaan Barang Jadi 45.660.000 57.481.800
Persediaan Barang Dalam Proses 36.475.200 49.561.700
Persediaan Bahan Baku 40.500.750 43.007.100
Persediaan Bahan Penolong 10.438.975 12.558.075
Persekot Biaya 30.774.100 39.791.625
Jumlah Aktiva Lancar 272.601.500 346.423.800
Aktiva Tetap
Tanah 52.487.000 52.487.000
Bangunan 102.795.125 110.710.800
Mesin 149.380.700 150.875.000
Peralatan 7.291.300 7.544.500
Kendaraan 36.515.000 40.120.000
Akumulasi Peny. Aktiva Tetap (49.925.540) (50.791.015)
Jumlah Aktiva Tetap 298.543.585 310.946.285
Jumlah Aktiva 571.145.085 657.370.085
PASIVA
Hutang Lancar:
Hutang Usaha 48.307.400 50.014.700
Hutang Biaya 27.179.275 25.813.845
Uang Muka Pelanggan 28.030.000 39.925.000
Jumlah Hutang Lancar 103.516.675 115.753.545
Hutang Jangka Panjang
Hutang Bank 50.000.000 50.000.000
Jumlah Hutang 153.516.675 165.753.545
Modal Sendiri 417.628.410 491.616.540
Jumlah Pasiva 571.145.085 657.370.085
Tabel II.2
Perusahaan Jaya Abadi Furniture
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2000 dan 2001
Keterangan Tahun 2000
(Rp)
Tahun 2001
(Rp)
Penjualan 207.866.640 262.035.000
Harga Pokok Penjualan 96.498.245 112.940.275
Laba Kotor
111.368.395 149.094.725
Biaya Operasional
Biaya Penjualan 5.345.720 9.635.175
Biaya Administrasi dan
Umum
45.870.150 54.463.000
Jumlah Biaya
Operasional
51.215.870 64.098.175
Earning Before Interest
and Tax
60.152.525 84.996.550
Biaya Bunga (17% ×
Rp.50.000.000)
8.500.000 8.500.000
Earning Before Tax 51.652.525 76.496.550
Pajak Pendapatan
(10%× Rp. 51.652.525
5.165.252,5 7.649.655
Earning After Tax 46.487.272,5 68.846.895
Diketahui besarnya Net Credit Sales 75% dari nilai penjualan yang tercantum dalam
laporan laba rugi di atas.
Hitunglah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas dari
perusahaan tersebut untuk tahun 2000 dan tahun 2001, buatlah analisisnya, lalu
bandingkan bagaimana kinerja keuangan selama dua tahun tersebut!

0 komentar: